28 November 2011. saya pergi ke kampus setelah Ujian Tengah Semester berlalu, dan kuliah seperti biasanya bersama teman-teman. Dan mata kuliah pertama pada hari itu adalah metodologi penelitian pendidikan bahasa, karena minggu lalu mata kuliah ini dosennya yang tidak ada alias kelasnya kosong, Awalnya kami merasa males sekali untuk mengikuti mata kuliah ini,entah apa penyebabnya. Dan itu jelas sekali tergambar diwajah teman-teman saya.
Diawal perbincangan kami mengira dosen akan memulai materinya, tapi ternyata beliau mulai mengajak ngobrol kami semua, dan tumben banget…
Sepertinya beliau ingin mencairkan suasana dan memotivasi supaya kami tidak jenuh dengan mata kuliahnya,beliau tiba-tiba bercerita tentang hidupnya ketika pertama kali mengajar di UIN sebagai dosen. Beliau mendapat tugas dari pembantu dekan untuk mengajar mata kuliah fiqh lughoh (begini ya tulisannya?? Saya tak tahu hehhe), mata kuliah tersebut tingkatannya diatas ilmu balaghah (kalau ini saya tahu ^^). Padahal pak dosen saya ini mengaku tidak bisa atau kurang cakap dalam memahami mata kuliah tersebut.
Diwaktu kuliah dulu beliau mengatakan itu adalah mata kuliah yang ia tak sukai dan jarang memperhatikan dosen menerangkan fiqh lughoh. Dan sekarang beliau harus mengampu mata kuliah tersebut (wah yg sabar ya pak *plak). Mau tidak mau beliau harus belajar kembali lebih giat dan lebih ekstra ketika kuliah dulu agar tidak salah dalam menyampaikan materi kepada anak didiknya (subhanallah sekali ^^), walhasil beliau mampu menjalankan amanah dari pembantu dekan tersebut.
Dan ternyata, anak pak dosen saya juga mengalami hal yang sama seperti beliau, anaknya yang kuliah di UGM jurusan hokum internasional, ketika bekerja ditempatkan dibagian hukum perdagangan yang berurusan dengan pajak,ia mengaku tak sanggup menjalankannya (takut nanti kayak jayus yah ^^). Dengan pengalaman yang diceritakan pak dosen pada anaknya, itu membuat anaknya kembali belajar soal perdagangan, beliau mengatakan padahal anaknya selalu dapat nilai “D” pada mata kuliah perdagangan. (sesuatu banget deh….)
Dan diakhir cerita pak dosen menyimpulkan isi ceritanya, apabila kita mendapatkan sebuah masalah yang kita pesimis untuk memecahkannya, maka JANGANLAH LARI DARI MASALAH TERSEBUT, TAPI HADAPILAH. BILA KITA HINDARI SUATU SAAT MASALAH ITU AKAN DATANG KEMBALI. KARENA DISETIAP MASALAH PASTI ADA PELUANG (HIKMAHNYA).
Walaupun harus memulai dari nol lagi seperti kisah pak dosen dan anaknya, tapi akan ada hikmahnya yang akan kita dapat dalam masalah tersebut. Padahal ada juga mata kuliah yang saya tak sukai T,T (nasib lu rik…) walaupun nilainya saya lumayan bagus dapat A-, saya sama sekali tak paham untuk mengaplikasikannya, yaitu yang berbau dengan psikologi.
Huwaaaa…… saya akan belajar kembali seperti pak dosen, saya tak boleh menghindari psikologi, siapa tau nanti saya jadi dosen bakal disuruh mengampu psikologi..(jadi dosen aamiin, ngajar psikologi semoga tidak T,T)
Saya pasti bisa, harus belajar lebih serius lagi ^^, what about you??
By erikahime.
Diawal perbincangan kami mengira dosen akan memulai materinya, tapi ternyata beliau mulai mengajak ngobrol kami semua, dan tumben banget…
Sepertinya beliau ingin mencairkan suasana dan memotivasi supaya kami tidak jenuh dengan mata kuliahnya,beliau tiba-tiba bercerita tentang hidupnya ketika pertama kali mengajar di UIN sebagai dosen. Beliau mendapat tugas dari pembantu dekan untuk mengajar mata kuliah fiqh lughoh (begini ya tulisannya?? Saya tak tahu hehhe), mata kuliah tersebut tingkatannya diatas ilmu balaghah (kalau ini saya tahu ^^). Padahal pak dosen saya ini mengaku tidak bisa atau kurang cakap dalam memahami mata kuliah tersebut.
Diwaktu kuliah dulu beliau mengatakan itu adalah mata kuliah yang ia tak sukai dan jarang memperhatikan dosen menerangkan fiqh lughoh. Dan sekarang beliau harus mengampu mata kuliah tersebut (wah yg sabar ya pak *plak). Mau tidak mau beliau harus belajar kembali lebih giat dan lebih ekstra ketika kuliah dulu agar tidak salah dalam menyampaikan materi kepada anak didiknya (subhanallah sekali ^^), walhasil beliau mampu menjalankan amanah dari pembantu dekan tersebut.
Dan ternyata, anak pak dosen saya juga mengalami hal yang sama seperti beliau, anaknya yang kuliah di UGM jurusan hokum internasional, ketika bekerja ditempatkan dibagian hukum perdagangan yang berurusan dengan pajak,ia mengaku tak sanggup menjalankannya (takut nanti kayak jayus yah ^^). Dengan pengalaman yang diceritakan pak dosen pada anaknya, itu membuat anaknya kembali belajar soal perdagangan, beliau mengatakan padahal anaknya selalu dapat nilai “D” pada mata kuliah perdagangan. (sesuatu banget deh….)
Dan diakhir cerita pak dosen menyimpulkan isi ceritanya, apabila kita mendapatkan sebuah masalah yang kita pesimis untuk memecahkannya, maka JANGANLAH LARI DARI MASALAH TERSEBUT, TAPI HADAPILAH. BILA KITA HINDARI SUATU SAAT MASALAH ITU AKAN DATANG KEMBALI. KARENA DISETIAP MASALAH PASTI ADA PELUANG (HIKMAHNYA).
Walaupun harus memulai dari nol lagi seperti kisah pak dosen dan anaknya, tapi akan ada hikmahnya yang akan kita dapat dalam masalah tersebut. Padahal ada juga mata kuliah yang saya tak sukai T,T (nasib lu rik…) walaupun nilainya saya lumayan bagus dapat A-, saya sama sekali tak paham untuk mengaplikasikannya, yaitu yang berbau dengan psikologi.
Huwaaaa…… saya akan belajar kembali seperti pak dosen, saya tak boleh menghindari psikologi, siapa tau nanti saya jadi dosen bakal disuruh mengampu psikologi..(jadi dosen aamiin, ngajar psikologi semoga tidak T,T)
Saya pasti bisa, harus belajar lebih serius lagi ^^, what about you??
By erikahime.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anda ^^