Dalam curhatan saya ini, saya ingin menjelaskan mengapa saya
memilih kuliah Bahasa Arab di Yogyakarta, mengapa tidak kuliah yang lain
mungkin sebangsa exsak di UGM. Dari awal saya memang telah jatuh cinta padanya,
dan ingin memperdalam mempelajari Bahasa Arab. Sebenarnya saya juga menyukai
Bahasa Jepang, kedua bahasa ini yang membuat saya semangat ketika masih duduk
di bangku SMA, karena saya mengambil program jurusan Bahasa.
Dan bisa dikatakan alumni dari sekolah saya yang mengambil bahasa
Arab adalah saya sendiri, apalagi diluar Kalimantan, kalau kakak kelas lumayan
banyak seperti kakak yang bertanya kepada saya sebelumnya. Kalau dipikir-pikir
sebelumnya saya telah lulus beasiswa full untuk kuliah di STBA LIA Jakarta
jurusan Sastra Jepang bersama teman sekelas saya, dan sayangnya saya juga telah
membayar regristasi di Yogyakarta dengan jurusan Bahasa Arab,awalnya saya
sempat dilema dengan pilihan saya itu. Dan dari factor ekonomi juga yang ikut
serta saya dalam memilih bahasa Arab, karena saya bukan orang yang kaya (yang
punya uang Abah saya, saya tidak loh). Walaupun itu beasiswa full hidup disana kan juga lebih tinggi ekonominya
daripada Yogya,dan uang registrasi dan kos yang udah terbayar haruskah kah saya
tinggalkan begitu aja?? Gak kan, tega amat diriku sebagai anak menghamburkan
uang orang tua.
Kemampuan Bahasa Arab saya juga tidak seberapa, karena tidak
mondok di pesantren yang biasa menggunakan Bahasa arab dalam percakapannya,
pehaman saya hanya dalam lingkup teori saja, itu pun hanya seberapa. Maka dari
itu saat kuliah saya hanya bisa terdiam karena dikelas banyak yang alumni
pondok, tentunya lebih mahir dari saya. Dan awalnya saya sempat minder dengan
mereka hingga saya les bahasa Arab didekat kampus saya, dari situ guru les saya
menyemangati saya sehingga saya bersemangat lagi. Dan di bahasa Jepang saya
bisa sedikit bercakap-cakap dengan bahasa tersebut Karena saat di Aliyah dulu
ada guru Bahasa jepang asli dari Jepang, namanya Tomuro Sensei.. wah saya jadi
kangen beliau karena lama tak bertemu.
Banyak orang yang menyayangkan kenapa saya tidak memilih Sastra
jepang yang beasisawa full? Malah memilih di Yogyakarta yang bukan beasiswa. Ya
inilah pilihan hati saya yang telah saya buat, dan saya harus menjalaninya
walaupun kemampuan saya tidak seberapa,Maka dari itu impian saya untuk belajar
di jepang belum luntur.
Saya memilih Bahasa Arab karena saya ingin sekali menjadi seorang
guru Bahasa Arab, ditempat saya tinggal minim sekali pengajar yang mengampu
Bahasa Arab, mungkin ada, tapi biasanya lulusan pondok dan bukan dari basic
pendidikan. Niat itu muncul ketika saya masih duduik di kelas satu Aliyah,
rata-rata teman sekelas saya lulusan dari SMP, dan guru Bahasa Arab saya tidak
mau tahu dalam mengajarnya, beliau langsung saja menjelaskan dipapan tulis
yaitu mengi’rab, coba bayangkan kawan anak yang tidak pernah mengenal Bahasa
Arab sedikit pun langsung disuguhi wacana seperti itu. Saya saja yang lulusan
Tsanawiyah juga tak paham walhasil nilai kami jelek semua di rapot, bapaknya
sungguh terlalu T,T
Dari niat itu, aku belajar keras supaya bisa masuk dijurusan
bahasa. Tapi setelah saya berhasil masuk jurusan bahasa, saya dihadapkan dengan
Bahasa Jepang yang membuat saya tertarik, saya mencoba untuk seimbang
mempelajari kedua bahasa tersebut. Tapi, ketika saya privat Bahasa Inggris guru
saya (tapi masih muda loh, jadi saya panggil kakak),kakak cerita sama saya
mengapa dia memilih menjadi guru, trus saya Tanya jawabannya “kenapa kak?”. Dia
menjelaskan panjang lebar dan saya hanya bisa menangkap intinya yaitu kita bisa
berdakwah menjadi guru kelak dan mempunyai basic sebagai seorang guru dalam
mengajar. Saya pura-pura mengerti, tapi sekarang paham maksudnya.
Saya mencoba hingga sekarang untuk seimbang mempelajari Bahasa
Arab dan Jepang, kebanyakan dari teman saya banyak yang lupa karena kuliah di
jurusan yang keluar dari ranah bahasa. Menjadi guru bahasa Arab dan bisa bahasa
Jepang tiak salah toh? Karena saya serakah saya ambil semua ehehe… dan sekarang
saya lagi gencar-gencarnya giat belajar bahasa Inggris, (loh, emang dulu ga
belajar??). dulu sih belajar tapi tidak sefokus dua bahasa tadi, jadinya sampai
sekarang hanya tau teori tak bisa berkomunikasi secara aktif, target
selanjutnya bahasa Korea, (waduh… banyak amat yah) maklum lagi terjangkit film
korea disini, daripada nonton ga nyambung mending mengerti ya walaupun sedikit.
Tapi setelah satu tahun di Jogja kujalani, lancer-lancar saja
walaupun pasti ada rintangannya. Saya ambil hikmahnya dari semua ini, karena
rencana Alla sangat luar biasa dan sangat indah. Oleh karena itu Mulai dari
sekarang saya akan makin semangat dan mengasah potensi yang saya miliki,
GANBATTE…^^.bagaimana dengan ceritamu??
:') 👍
BalasHapusaku jg ka, paling suka belajar bahasa, lagi suka sama bahasa arab dan korea.. uuuu😍 hehehe
wah semangat kalau gitu belajar bahasa arab dan koreanya mita chan ^^... ga rugi belajar banyak bahasa lo :)
HapusAssalamualaikum kak. Sya jga kuliah jurusan bhsa arab. Tpi saat inii saya ingin s2 di jpang.. krna sya jga ska jepang kira2 apa bisa sya kuliah di jpang
BalasHapusAss kk..g mn si taktik supaya kita memahami bahasa arab
BalasHapusKak aku juga kuliah ngambil jurusan b.arab tpi sblmnya aku nggk punya dasar sama sekali kak. Awal msk kuliah itu cm bisa bengong apa lgi pas nahwu sm shorf. Ini apa? Buat apa si ini dihapalan yg kek faala yafalu. Gt kak. Dan skrng aku semester 2. Aku lgi galau bgt bingung hrs gimn. Antar mau lanjut sm ganti prodi. Tpi kalo dr aku sbnrnya aku pengennya ttp bertahan. Tpi aku dr segi kemampuan kyk nggk mampu gt kak. Minta solusinya kalo bisa kak. Afwan kepanjangann hehehe
BalasHapusKa boleh berbagi cerita ga ka?soalnya aku lulusan SMA blm punya basic apapun dalam bahasa arab tapi pgn masuk jurusan sastra arab
Hapus