Dari
judulnya saja kita tidaklah asing dengan kata-kata mahasiswa dan demo apalagi
hubungan keduanya, seperti yang kita lihat sekarang mahasiswa itu identik
dengan tukang demo, bagaimana tidak seperti itu, di televisi dan Koran
mengabarkan mahasiswa dari universitas terkemuka ataupun tidak selalu melakukan
unjuk rasa untuk menentang kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, tidak usah
jauh-jauh di kampus saya sangat terlihat sekali mahasiswa yang berdemo ria di
tengah jalan menuntut kebijakan yang dibuat oleh universitas.
Sebenarnya
mereka tidakkah berfikir apakah yang mereka lakukan bisa mendapatkan hasil
untuk kebaikan semua? Tentu tidak. Apakah mereka berfikir demo yang mereka
lakukan tidak mengganggu kenyaman masyarakat sekitar?, dan belum tentu yang mereka koar-koarkan didengar oleh pihak
yang di demo. Apakah itu bukan termasuk perbuatan yang sia-sia saja? Tidak
adakah cara lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa
tanpa demonstrasi, seharusnya mereka lebih memikirkan hal itu.
Sekarang
bukan zamannya tahun 1998 yang mana mahasiswa berdemo untuk menjatuhkan masa
orde baru pak soeharto berhasil, ini sudah zamannya demokrasi. Oleh karena itu
aksi-aksi yang frontal tidak akan menyelesaikan masalah malah memperburuk
situasi. Apakah kita dikuliahkan di perguruan tinggi hanya untuk menjadi tukang
demo? Tentu tidak bukan, kita dikuliahkan untuk menjadi seorang yang
berintelektual dan berpendidikan untuk dapat memajukan bangsa. Walaupun berdemo
juga berfikir kritis, alangkah baiknya sebagai mahasiswa yang berpendidikan
kita bisa memberikan solusi-solusi tanpa berdemo, kita dapat melakukan sharing
dengan pihak yang mampu menyampaikan inspirasi kita, seminar atau adu argument
supaya mendapatkan solusi untuk mendapatkan jawaban dari masalah tersebut.
Kita
boleh melakukan aksi, tapi beraksilah sesuai dengan kabilitas yang dimiliki,
bukan sekedar aksi atau demo yang dapat mengganggu kenyaman orang disekitar
kita. Setuju??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anda ^^