Apa yang kalian
pikirkan ketika orang lain menggambarkan sesuatu tentang Jepang, sesuatu yang
terlintas didalam kepala saya pertama kali adalah kata “Disiplin” lalu kata
kedua “Etos Kerja” dan “Manga (comic)”,
Karena sudah sangat terkenal sekali bagaimana kedisplinan dan etos kerja yang
dimiliki oleh Jepang yang membawa negaranya menjadi Negara yang berkembang.
Dari hal Teknologi, Pendidikan, Pertanian,Industri hiburan dll, dan itu telah
diakui seluruh dunia.
Pelajar Jepang yang Serius dalam Belajar sumber:google.co.id |
Dari segi
pendidikan sudah tidak diragukan lagi bahwa Jepang menempati urutan teratas
bersama Negara berkembang lainnya, dan itu membuat saya menjadi terinspirasi
dengan keadaan mereka yang super sekali dalam hal kedisiplinan, jika kita
membaca komik, menonton dorama Jepang dan melihat berita tentang mereka, tak
pernah menggambarkan keadaan ketidak disiplinan, karena mereka sangat
menghargai waktu. Kedisiplinan tersebut sudah ditanamkan pada diri mereka sejak
kecil, jadi jangan heran jika anak umur lima tahun tidak pernah terlambat sekolah.
Bagaimana dengan kita yang bukan anak kecil lagi??
Dengan etos kerja
yang tinggi tak mengherankan bahwa Jepang selalu membuat inovasi terbaru dalam
setiap hal. Contohnya saja dari para pelajar jepang yang selalu semangat
belajar ketika akan menghadapi ujian, timbullah rasa dalam diri saya bagaimana
menumbuhkan semangat belajar seperti mereka, walaupun saya belum pernah pergi
ke Jepang dan melihat keadaan mereka secara langsung ,disetiap dorama yang saya
tonton jarang sekali mengisahkan para pelajarnya tidak serius dalam ujian, dan
ketika mereka berjuang sekeras apapun hasil yang mereka dapatkan sangat
memuaskan. Seolah-olah pikiran positive dan semangat mereka seperti magic yang membuat
mereka berhasil. Mereka bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu sebagaimana falsafah yang mereka pegang "
doko made mo nintai
shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha
abis-abisan)
. Mengapa
demikian?
Ternyata salah satu
budaya Jepang ini berasal dari budaya bercocok tanam padi. Negeri sakura ini
memiliki empat jenis musim setiap tahunnya, sehingga mereka hanya dapat memanen
padi sekali dalam setahun. Dengan kondisi demikian, para petani Jepang jaman
dahulu dipaksa dan harus berdisiplin waktu agar padi yang mereka tanam dapat
dipanen sesuai dengan waktunya sesuai dengan msuimnya. Bila gagal panen mereka
tidak bisa makan nasi selama setahun. Waktu tanam harus sesuai dan pas jadwal
yang telah ditetapkan. Kebiasaan bertahun-tahun dalam bercocok tanam membuatnya
menjadi suatu kebiasaan dan budaya bagi masyarakat Jepang.
Begitulah
masyarakat Jepang menghargai waktunya. Dengan kedisiplinan terhadap waktu
mereka lebih mudah melakukan suatu rencana pekerjaan yang pada akhirnya membuat
segalanya menjadi efisien. Bagaimana dengan Negara kita sendiri yang sudah
terkenal dengan jam karetnya, apakah kita harus menyalahkan Negara ini? Tentulah
tidak, lalu bagaimana kita memperbaikinya? Mari kita tengok pada diri kita
sendiri, apa yang telah kita lakukan selama ini. Sudahkah kita belajar untuk
disiplin dan beretos kerja yang tinggi dalam setiap melakukan sesuatu? walaupun seambrek kegiatan yang dimiliki orang Jepang, mereka selalu berusaha mengaturnya dengan seksama, jika mereka dengan tegas mengatakan akan tiba kesekolah pada pukul 7, maka pada pukul 7 lah mereka telah berada disekolah. Coba bandingkan dengan negara kita apabila ditanya soal waktu selalu mengatakan "kira-kira" pada awal kalimat.
Mulai dari sekarang
mari kita ubah cara pandang kita akan waktu, berusaha memanage setiap hal yang
akan kita lakukan dengan menghargai waktu, kalau bukan kita siapa lagi yang akan
berubah menjadi lebih baik. Karena negara yang berkembang adalah negara yang masyarakat didalamnya mempunyai etos kerja dan kedisiplinan yang tinggi. ^^
by Erika Hime
visiting back...
BalasHapustulisan yang bagus, kakak. saya juga suka jepang. pengen banget bisa ke sana :)
iya sama sya jug pengen kesana >,< kpan yah hmm..
BalasHapusyuk kita kesana breng hehehe...