Baru
beberapa waktu yang lalu kita melihat berita seorang guru yang dimasukkan ke
dalam penjara lantaran mencubit siswanya karena tidak mematuhi perintah gurunya
untuk shalat dhuha berjama’ah. Dan sekarang bukan di masukkan ke dalam penjara
tapi dipukul hingga tulang hidung beliau patah dan baju bewarna putih yang
beliau kenakan bersimbah darah. Kalau
sudah begini siapa yang salah?
Apakah sekarang zamannya guru untuk
dipukuli atau dipenjarakan?
Dari
informasi yang kita dapat beliau dipukul oleh wali murid karena laporan anaknya
yang mengatakan telah dipukuli oleh gurunya. Zaman dulu kita sekolah kalau
melapor kepada orang tua akan di tambah dipukul oleh orang tua dirumah, tapi
kita tidak bisa menyamakan zaman kita sekolah dengan zaman anak sekarang yang
serba canggih karena globalisasi. Niat orang tua menyekolahkan anaknya agar
anaknya belajar dengan baik disekolah mendapat ilmu, diantar dengan keadaan
yang baik begitu juga dipulangkan ke rumah dengan keadaan yang baik pula. Niat
orang tua tidaklah salah apalagi saat ini anak dilindungi oleh HAM jadi tidak
akan sekeras zaman dulu yang bisa dipukul dengan rotan di kelas sampai tangan
memerah. (sedikit nostalgia di zaman saya sekolah)
Begitu
juga dengan tugas guru mendidik dan memberikan ilmu yang ada pada dirinya
kepada siswa dengan kasih sayang. Guru killer pasti ada ya di sekolah, karena
itu bumbu-bumbu penyedap di sekolah karena kalau gurunya baik semua pasti
hambar seperti sayur tanpa garam. Karena profesi saya juga sebagai guru saya
ingin memposisikan berada dikeduanya, ditegah-tengah tidak memihak sebelah. Sebenarnya
pendidikan itu yang mempunyai peran besar orang tua atau guru? Tentunya jika di
jawab dengan adil ya kedua-duanya. Kenapa?
Karena
semua peran saling berhubungan, di rumah orang tua mendidik anak sebaik-baiknya
dan disekolah juga guru menjalankan perannya mendidik. Saya paham orang tua
mana yang mau anaknya dipukul, dicubit dsb oleh gurunya sedangkan di rumah
tidak pernah seperti itu. Tapi, apakah bapak dan Ibu tahu? Sikap siswa dirumah
dan di sekolah itu bisa berbeda? Belum tentu sikap di depan orang tua sama
halnya terhadap guru di sekolah, walaupun tidak semua tapi rata-rata seperti
itu. Mereka menjadi anak baik di rumah dan menjadi nakal di sekolah , karena
sekolah menjadi tempat pelampiasan karena masalah di rumah. Karena saya pernah
menjadi siswa dan merasa seperti itu begitu juga dengan teman-teman saya yang
lain jadi saya paham jika mereka membuat ulah di sekolah dan membuat guru ingin
memukul ataupun mencubit karena saking geramnya.
Lantas
apa yang harus kita lakukan sebagai orang yang sudah dianggap dewasa dalam
menyikapi masalah seperti ini?
Tentunya
harus menumbuhkan saling percaya antara guru dan orang tua selaku wali murid,
kita percaya guru akan berusaha yang terbaik untuk anak didiknya. Kemudian jika
ada masalah seperti itu terjadi lagi sebagai orang tua sebaiknya tabayun
(Konfirmasi) terlebih dahulu kepada guru, apa yang terjadi dan apa alasannya
memukul atau mencubit siswa. Jangan hanya mendengar salah satu pihak yaitu
anak, lantaran anak mengadu dengan dengan muka memelas dan tersakiti karena
dipukul gurunya, orang tua langsung memenjarakan atau memukul hingga tulang
hidung gurunya patah. Yang rugi siapa hayo?
Hati-hati
pak kuwalat dengan guru! karma berlaku
Kuwalat
atau tidak kuwalat tentunya jika menyakiti orang dan orang yang tersakiti
(terdzolimi) oleh kita doanya cepat dikabulkan oleh Allah. Kuwalat dan karma
itu hanya kata orang karena agama kita tidak mengajarkan kata-kata seperti itu.
J dan
karena arus informasi yang semakin lancar berita bisa dibaca dimana saja, anak
bapak-ibu di bully oleh netizen karena kelakuannya. Fotonya di share di dunia
maya dan menjadi topic perbincangan yang sangat panas, bisa terkenal mendadak. Apakah
tidak kasihan karena emosi sesaat saja tapi dampaknya anak yang menanggung?
Dan sebagai guru lebih ekstra hati-hati lagi
menghadapi anak yang seperti itu, anak sekarang mungkin tidak bisa disamakan
dengan anak zaman dulu cara mendidiknya. Guru zaman sekarang selain harus
banyak wawasan juga harus banyak taktik menghadapi anak-anak. Banyak alternatif
lain dalam menghukum siswa yang tidak menurut atau bermasalah.
Semoga
kedepannya hal yang seperti ini tidak terjadi lagi, jangan sampai termakan
emosi sesaat yang akan berdampak buruk secara berkelanjutan. Sebagai orang
dewasa kita harus mencontohkan hal-hal yang baik kepada anak-anak. Sekian
Salam,
Erikahim3~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anda ^^