Tadi disela-sela waktu istirahat
mengajar saya membaca buku yg berjudul "Guru monyet bukan guru biasa"
ada salah satu judul yang menarik yaitu "mengalahkan ego diri" yang
punya mungkin bisa dibuka halaman 19 ^^
beliau yg di sapa mas Yoyok ini adalah pengalaman penulis dalam
mengajar anak SMA .
Seperti ini ceritanya mas yoyok
membimbing siswanya yg akan mengikuti olimpiade komputer dan lomba poster.
Seorang siswi dari lomba poster mengalami kesulitan dan bertanya kepada beliau. Tapi mas nya menjawab "ya mbak boleh tapi belajarnya bukan dengan saya melainkan dengan mas danang (salah satu murid yang ikut olimpiade)bagai mana?"
Lalu siswinya menjawab "lo berarti pak yoyok tidak bisa main photoshop ya
kok nyuruh mas danang kalau seperti itu yg pantas jadi guru bukan bapak tapi
mas danang toh mas danang lebih pandai dr bapak" dipermalukan murid
seperti ini ga bisa saya bayangkan kalau saya diposisi mas Yoyok mungkin marah
ya.
Seorang siswi dari lomba poster mengalami kesulitan dan bertanya kepada beliau. Tapi mas nya menjawab "ya mbak boleh tapi belajarnya bukan dengan saya melainkan dengan mas danang (salah satu murid yang ikut olimpiade)bagai
Tapi mas Yoyok menjawab "mbak, guru
tak selalu harus tau semuanya,guru juga manusia biasa memang saya akui bidang
photoshop mas danang lebih pandai ketimbang saya . Nah jika kenyataannya
seperti itu tapi kemudian saya menyangkalnya demi kemuliaan dan harga diri saya
maka itu berarti munafik karena saya tak ingin jadi munafik. Kenapa saya
memilih mas danang untuk mengajari mba supaya mbak mendapat yg terbaik.
Begitulah ceritanya,
dan ingin saya sambung dengan cerita yang saya dapat disekolah tadi, begini
ceritanya saya mempunyai teman, dulu satu sekolah di MI tempat saya mengajar
sekarang kita sebut saja Dia. Dia mempunyai keponakan yang juga bersekolah ditempat saya.
Dulu sudah jadi bahan perbincangan guru kelas satu atas sikapnya,sikap yg
bagaimana? Bisa dikatakan sok menggurui guru-guru dalam mengajar disekolah.
karena juga dia pernah sempat menulis pesan buat saya yg isinya, saya tidak becus mengajar dsb. Lalu sok mengajari saya mengajar bahasa Arab dll. Saya balas surat itu dengan sesantun santunnya tapi sebelumnya yg buat saya
geram adalah dia mengajari anak yg tinggal dekat rumahnya dan juga siswa saya diajari memanggil saya dengan panggilan ejekan saya ketika masih kecil yg
hanya diketahui teman sd. Kemudian saya tanyakan kepada anak-anak, siapa yg mengajari memanggil gurunya dengan panggilan "banana" ,dan ternyata itu dia.
Ok kembali ke inti cerita dan ini guru keponakannya (kelas dua ) di inbox juga
dengan inti yg sama "sok mengajari jd guru yg baik" tapi bunda menanggapi dengan tenang jika memang dia lebih baik dari guru keponakannya sok
atuh dicontohin jadi guru yang baik dan bagus .
Yang saya heran adalah yang dia
sok sokin itu dulu adalah gurunya juga pas di SD, waras tidak itu? Kalau masalah
ke saya langsung saya lawan ini kaya gitu ke gurunya dulu. Tak habis pikir adab
ke orang tua apalagi pernah di mendapat ilmu juga dari orang yang sama. kok seperti itu?.batin saya. guru bidang yang lain juga kasusnya sama dan dia lagi yang jadi pelaku sok mengajari guru yang lebih tua di sekolah. ragu sama kemampuan guru disekolah??
Yah
mungkin bisa kita jadikan pembelajaran kita saja. Jadi tak heran kalau sekarang
banyak guru yg dianiaya oleh wali murid baik lahir dan batin karena kurangnya
adab kepada si empunya ilmu yg telah membagi ilmu kepada anaknya.
ulasan buku sama cerita saya sepertinya tidak menyambung ya hehe, semoga bisa di ambil hikmahnya saja dan buku mas Yoyo sangat recomended buat di baca baik guru ataupun orangtua.
Dan ini pesan dari mas yoyok penutup
dari yg saya tulis. Hehe
"Guru bulanlah sang maha tahu.
Untuk itu,tak perlu ragu untuk mengatakan aku belum bisa,jika memang hal itu
nyata adanya. Murid, walau bagaimanapun harus tetap menghormati,men ghargai
gurunya,sebab gurulah yang membuatkan jembatan agar murid mampu menyebrang dan
melanjutkan perjalanannya"
salam,
Erikahim3~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anda ^^