(Penantian
Sebuah Keajaiban)
oleh: Erika hime~
oleh: Erika hime~
Dia masih terpaku didepan jendela,
memandangi rintikan hujan yang perlahan-lahan turun membasahi bumi. Lalu ia
keluarkan tangan kirinya melalui sela-sela jendela dan menangkap rintikan
hujan. “ Tuhan, dapatkah aku merasakan jernihnya air hujan dengan tangan ini
lagi?”. Dan dirinya pun masih terpaku dengan kebisuan yang ada, mencari sebuah
kepastian yang tak pernah ia tau jawabannya.
♪♫♪♫
Siang itu ketika terik
matahari makin panas dan membuat segelintir orang untuk beristirahat dari
pekerjaan meraka, tapi tidak untuk satu orang ini yang sedang sibuk dengan
rutinitasnya disela-sela waktu istirahat. Ya seorang gadis dengan penampilan sederhana
tanpa make-up diwajahnya dan tak pernah
menggunakan sebuah rok dalam setiap
aktvitasnya, sedikit tomboy tapi ia tak memangkas rambut indahnya
yang sekarang makin panjang sebahu.
“ Rin.. gak istirahat ?”
salah satu teman kerjanya tiba-tiba mengejutkan
ririn, gadis tomboy yang sedang asik memainkan gitarnya dan bernyanyi dengan
suara sangat pelan
“ Eh elo da, iya nih
masih melanjutkan liryc lagu yang kubuat kemarin, belum selesai he he..”
“ Aku duluan yah
makannya, mau dibawain apa? Jam istirahat mau habis kamu belum makan apa-apa
dari tadi” tanya rida teman satu kerjanya yang suka bawel dengan urusan makan
ririn.
Ririn pun tersenyum.
“
apa aja deh, yang penting kenyang”
“
Oke deh, pergi dulu yah” Rida pun pergi dengan semangat. Karena Rida adalah
orang yang suka sekali makan.
Ririn pun melanjutkan
konsentrasinya melanjutkan lyric lagu yang belum ia selesaikan.dengan
tampang yang sangat serius ia tak menyadari bahwa bosnya sedang
memperhatikannya sejak tadi. Bosnya juga tersenyum melihat kelakuan Ririn yang
tak perduli dengan sekitarnya dikarenakan telah bertemu dengan gitar yang
selalu ia bawa kemana-mana.
“ Rin, sebentar lagi tamu-tamu akan
segera datang. Segera bersiap-siap ya? ucap bu Lara, wanita dengan satu anak
ini adalah atasan Ririn yang sangat ramah dengan kariawannya termasuk Ririn.
“Oh ya bu, saya siap” Ririn pun
bergegas merapikan diri dan menyimpan gitarnya dalam lemari karyawan.
Ririn menaiki panggung kecil yang
ada di cafe, ya Ririn bekerja di cafe karena tak melanjutkan kuliah . Dengan
keterampilannya memainkan gitar ditambah dengan suaranya didengar orang sangat
merdu, ia melamar pekerjaan di cafe yang bernuansa Jepang dikota kelahirannya
di Samarinda . Dan dari sinilah ia mulai belajar bahasa jepang dan membuat lagu
menggunakan bahasa Jepang. Terkadang lagu yang ia ciptakan sering ia nyanyikan
ketika ia tampil di cafe jika pelanggan meminta lagu yang lain, karena Ririn
sering menyanyikan lagu idolanya YUI penyanyi asal Jepang.
“Irasshaimase... hari ini
saya akan membawakan lagu ciptaan saya sendiri, semoga para penggunjung
terhibur dengan lagu yang saya bawakan” Ririn pun menyanyikan lagu ciptaannya
dengan sangat tenang dan merdu, para pengunjung pun mebikmatinya.
Setelah ia selesai menyelesaikan
beberapa lagu, Ririn pun turun dari panggung dan pergi menuju ruang karyawan
dan memakan makanan yang telah Rida bawakan sejak tadi. “ syukurlah jika
pengunjung menyukai lagu ciptaanku” ucapnya dengan wajah berseri-seri.
Karena waktu menunjukkan pukul lima
sore, Ririn merapikan pakaiannya dan bersiap pulang kerumah. Karena jam
kerjanya sudah habis hanya sampai sore, cafe tempat ia bekerja tidak membuka
jam malam dan akan tutup pada pukul lima sore. Ririn pun pamit kepada bosnya
dan teman-temannya.
♪♫♪♫
hageshiku kimi wo najitte mitari, utagattari
kakehikide shika erenai
tiny proof ni kachi wa nai
senobi shite hajimatta kankei datta kedo
toushindai de yatto omoeru To you
ima mo KISU dake ga, kawaranai mama de
Diperjalanan
pulang Ririn mendendangkan lagu U-kiss salah satu boyband korea yang liryc
lagunya menggunakan bahasa jepang. Ia sungguh sangat menikmatinya hingga orang
yang berada disekitarnya hanya tersenyum melihat seorang gadis bernyanyi begitu
merdunya. Karena jarak rumah dari tempat kerjanya tidak begitu jauh maka ia
cukup berjalan kaki saja. Tapi ketika ia hendak menyebrang tiba-tiba saja ada
pengendara motor yang melaju dengan sangat kencang dan, BRUKK...!!
Ririn tergeletak dipinggir trotoar
dengan bersimbah darah. Gitar yang ia bawa pun terlempar jauh dari sisinya.
Orang-orang pun langsung membawanya ke
rumah sakit terdekat, semuanya tidak menyangka gadis bersuara merdu itu tertabrak oleh motor
♪♫♪♫
“Bagaimana dok keadaan cucu saya?”
tanya wanita paruh baya, yang tak lain adalah neneknya Ririn.
“Cucu anda kehilangan banyak darah,
sampai sekarang ia belum sadarkan diri. Tapi kami akan berusaha semaksimal
mungkin” dokter berusaha menenangkan si
nenek ,karena Ririn adalah cucu satu-satunya.
“ Iya dokter, tolong selamatkan
cucu saya”
“ Iya nek, insyaallah Ririn tidak
kenapa-kenapa, dokter berusaha meyembuhkan Ririn nek” Rida menenangkan nenek
Amah yang sejak tadi sangat kawatir dengan keadaan Ririn.
Satu jam kemudian Ririn tersadar
dari efek kecelakaan yang menimpanya tadi, ia merasa pusing untuk membuka
matanya, dan hanya bisa mengucapkan dengan lirih“Aku dimana?” Rida dan nenek yang
sejak tadi menunggu Ririn dirumah sakit merasa senang, akhirnya Ririn terbangun
juga.
“ Rin , kamu udah bangun, ini aku
Rida, ini ada nenekmu juga”
“ Aku dimana da?” perlahan-lahan
Ririn membuka matanya.
“ Jangan terlalu dipaksakan Rin,
kamu istirahat saja dulu, tadi kamu habis tertabrak motor dan banyak kehilangan
darah. Untung saja rumah sakit ini banyak stock darah yang sesuai dengan
darahmu.”
“ Gitar ku mana da?”
“ Kamu ini sakit-sakit masih
mikirin gitar, tenang aja gitar mu gak kujual kok” jawab Rida dengan
memanyunkan bibirnya.
“Yasudah istirahat saja dulu ya
Rin, aku pulang dulu, aku pulang dulu ya nek” sambil mencium tangan nenek Amah.
“Iya , hati-hati dijalan ya nak,
salam buat orang tuamu” ucap nenek dengan lemah lembut
“ Nenek kok disini? Nenek pulang
saja, Ririn sudah tak apa-apa” Ririn mencoba untuk duduk dan berusaha tak
membuat neneknya kawatir.
“ Tidak mau, nenek mau disini saja
sampai keadaanmu membaik”
Tok..tok..tok..
Ririn dan nenek menoleh kearah
pintu, dan ternyata yang mengetuk adalah dokter yang menangani Ririn. “
Bagaimana keadaanmu Ririn? Tanya dokter sambil memeriksa denyut nadi Ririn di
pergelangan tangannya.
“
Masih sedikit pusing dok, kapan saya boleh pulang dok?”
“
Keadaanmu belum sehat total kok ingin pulang ckckck, ya kalau sudah agak sehat
baru boleh pulang. Ohya apakah hanya pusing, tak ada keluhan lain Rin?”
“ Gak dok, suma pusing saja”
“
Umm, Ok, saya pergi dulu, jangan lupa diminum obatnya” Dokter pun berlalu dari
hadapan Ririn dan neneknya.
♪♫♪♫
Lima
hari telah berlalu, keaadaan Ririn semakin membaik. Dan ia telah kembali
bekerja lagi di cafe seperti biasanya. Para pengunjung sangat banyak, Ririn
berusaha menghibur dengan permainan gitar dan suaranya yang merdu. Tapi, Ada
perasaan aneh yang menyelimuti hatinya, ia
merasakan kekakuan pada tangan kirinya dan merasa nyeri ketika memegang kunci
gitar. Deg.. “ kenapa disaat begini tanganku merasa nyeri” bisiknya dalam hati,
Rida yang memperhatikan Ririn sejak tadi juga merasakan keanehan, lalu Rida pun
menhampiri Ririn diatas panggung,
“Kenapa
Rin, pengunjung sudah menunggu nyanyianmu tuh. “
“
Entahlah da, tangan kiriku kaku sekali, sepertinya aku gak bisa memainkan
gitarnya”
“
Kalau begitu kamu menyanyi saja yah, biar Eko yang bermain gitarnya” Rida
memberikan solusinya, karena pengunjung sudah tak sabar menunggu penampilan
Ririn.
“Ok
deh, maaf yah”
Ririn
menyanyikan beberapa lagu dengan diiringi permainan gitar Eko salah satu teman
kerjanya yang juga anak band. Setelah penampilan mereka berdua selesai, Ririn
dan Eko kembali keruang istirahat karyawan.
“
Keadaanmu bagaimana Rin, tumben banget susah main gitar” ucap Eko menyelidik
“
Gak tau kenapa, tiba-tiba aja rasanya nyeri tanganku”
“
Kita periksakan aja ke dokter yok Rin, siapa tau itu efek kecelakaanmu kemarin”
tiba-tiba saja Rida ikut nimbrung obrolan Ririn dan Eko
“
Gak ah, mungkin sebentar lagi sembuh” Ririn meyakinkan teman-temannya bahawa
dia dalam keadaan yang baik.
♪♫♪♫
Malam
hari yang begitu tenang dengan cahaya bulan yang menerangi kegelapan malam itu
menjadi sangat indah. Ririn yang sedang duduk diberanda rumah dengan ditemani gitar kesayangannya, mencoba
mengingat kembali perasaan aneh ketika berada diatas panggung tadi, tangan
kirinya yang begitu sangat nyeri ketika akan memainkan gitar. Dan ia mencoba
kembali memainkan gitarnya perlahan, hasilnya pun tetap sama ia tak bisa
memegang kunci gitar dengan baik, suara petikan yang dihasilkan sangat sumbang
tak semerdu biasanya. Dan itu terjadi berhari-hari ia masih saja tak bisa
memainkan gitarnya dengan baik, sehingga di cafe ia hanya bisa bernyanyi tanpa
memainkan gitarnya. Keaadan aneh ini mulai dicurigai Rida, dan Rida
berinisiatif untuk membawa Ririn pergi ke dokter.
“
Aku tidak apa-apa da,” Ririn berusaha menolak ajakan Rida untuk pergi kerumah
sakit.
“
Ayolah Rin, diperiksakan saja dulu, kalau tidak kenapa-kenapa ya Alhamdulillah”
Rida berusaha merayu Ririn yang sejak tadi menolak ajakannya.
Dan
akhirnya Ririn mau mendengarkan perkataan Rida dan mereka berdua pergi ke rumah
sakit setelah jam kerja selesai. Sesampainya di rumah sakit Rida dan Ririn
menceritakan keluhannya kepada Dokter Ardi, dokter yang menangani kecelakaan
Ririn sebelumnya. Dokter Ardi pun segera memeriksanya.
“
Bagaimana dok keadaan tangan Ririn?” tanya Rida dengan sangat kawatir, karena
ekspresi dokter Ardi berubah sangat aneh ketika selesai memeriksa tangan Ririn.
“
Tangan kirinya mengalami sedikit masalah, sepertinya efek dari kecelakaan yang
mengakibatkan indra perabanya mengalami gangguan, dan ini sudah menyerang
langsung ke syarafnya, “
“
A..apa dok?” wajah Ririn pucat pasi
ketika mendengar penjelasaan dokter Ardi
“
Tapi masih bisa disembuhkan dok?” tanya Rida
“
Ya jalan satu-satunya adalah dengan di oprasi, lebih cepat lebih baik, karena
saya takut akan menjalar kesyaraf yang lain. Tapi untuk kesembuhan total pada
tangan ini saya tak bisa menjamin, karena akan memakan waktu yang lama agar
tangan ini bisa memainkan gitar lagi”
Ririn
yang mendengar penjelasan itu hanya bisa terdiam dan tak menyangka tidak akan
bisa memainkan gitar kesayangannya lagi. Setelah dokter memberi resep pengurang
rasa sakit, Rida membawa Ririn pulang kerumah.
“
Rin, kamu yang sabar yah, kalau sudah dioperasi insyaallah akan sembuh” Rida
berusaha meyakinkan dan menghibur Ririn yang sejak tadi masih saja terdiam
“ Aku
gak bisa main gitar lagi da, gak bisa “ tangisnya pecah. Rida memeluk Ririn
yang sedang menangis, ia sangat paham kesedihan temannya itu, karena selama ini
gitar yang selalu dibawa Ririn adalah pemberian orang tuanya sebelum orang
tuanya mengalami kecelakan dan merenggut nyawa mereka. Karena gitar itulah
sahabat yang menemaninya dalam susah dan senang, penghibur Ririn ketika sedih
hingga ia mampu menulis berlembar-lembar lyric lagu.
“
Rin, kita pulang saja yah, nanti obatnya kutebus sendiri dan kuantar ketempatmu,
kamu istrahat di rumah saja ya” Ririn hanya bisa mengangguk kecil,
Seminggu
kemudian Ririn memutuskan untuk menjalankan oprasi tangan kirinya, walaupun
dengan harapan yang sangat kecil dalam memyembuhkan tangan tersebut. Tetapi
Ririn percaya suatu saat tangan tersebut akan sembuh dari cedera walaupun dalam
memainkan gitar tidak sesempurna sebelum tangannya tersebut cidera.
♪♫♪♫
“Ririn...bangun
nak” seorang wanita paruh baya membangunkannya dalam mimpi indahnya.
“
ya Bun, masih ngantuk nih”
“
Bunda dan Ayah mau pergi dulu, ayo cepatan bangun, gadis kok bangunnya siang
terus” ucap wanita yang tak lain adalah
bundanya
“
Ayah punya sesuatu buat kamu nak, ayo lekasi bangun dulu” sambung ayah Ririn
“
Ya Ayah,” Ririn langsung sigap, dan pegi mandi lalu mendatangi ayah dan
bundanya di ruang tamu
“
Happy birtday, ini hadiah dari Ayah dan Bunda “ ucap mereka bersamaan
Ririn yang tak menyangka akan
dikejutkan dengan ucapan ulang tahun dari kedua orang tuanya dan mendapatkan
hadiah yang memang sangat ia inginkan dari dulu, ya sebuah gitar yang selau ia
impikan sejak bangku SMP, setelah Ayah dan Bundanya memberikan hadiah tersebut
mereka beranjak pergi akan keluar kota. Tetapi setelah satu jam berlalu telpon
rumah berdering dan dari pihak kepolisian mengabarkan kedua orang tua Ririn
mengalami kecelakaan. Dan sejak itulah gitar pemberian orang tuanya menjadi
teman yang sangat berharga yang selalu
ia bawa kemana-mana.
♪♫♪♫
Berhari-hari Ririn hanya bisa
bernyanyi tanpa menggunakan gitar, tetapi ia tak pernah menyerah untuk berlatih
dengan memainkan gitar setelah operasi tangan kirinya. Nenek Amah yang
menyadari hal itu hanya bisa mengelus dada melihat keadaan cucu semata
wayangnya, tapi beliau tak pernah henti-hentinya menyemangati cucunya itu untuk
tidak menyerah dengan keadaan yang akan membuatnya semakin lemah.
Rintikan hujan mewakili perasaannya
saat itu, tatkala mewakili air matanya yang tak bisa ia teteskan dalam real
actionnya karena akan menambah sedih nenek dan teman-teman yang selalu
mendukungnya. Sekali lagi ia tatap tangan kirinya yang menjadi pijakan
kunci-kunci gitar dengan seksama, akankah tangan tersebut bisa kembali normal
seperti biasanya, memainkan nada-nada merdu yang mampu membuat semua orang yang
mendengar bahagia.
Enam bulan sudah lamanya Ririn
habiskan waktunya menunggu keajaiban datang padanya, dan dalam enam bulan itu
ia hanya mengandalkan suaranya untuk tampil didepan para pengunjung cafe,
dibalik penantiannya akan keajaiban yang ia impikan seorang sutradara sekaligus
pengamat musik J-Pop diam-diam memperhatikan penampilan Ririn diatas panggung.
“ Permisi, apakah bisa bicara
sebentar?” tanya sutradara kepada Ririn yang baru selesai menyanyi
“ Ya pak, ada apa?” tanya ririn
menyelidik
“ Saya sering datang ke cafe ini,
dan sering sekali memperhatikan penampilan dek Ririn, saya sangat suka sekali.
Ini kartu nama saya, saya adalah sutradara dari siaran televisi J-Pop. Kami
selalu mencari bakat anak dalam negeri yang dapat membawakan lagu-lagu dari
negeri sakura, Jika berminat nanti datang saja ke studio “ Handoko nama
sutradara ini, ia menyerahkan kartu namanya kepada Ririn
Ririn hanya bisa diam, ia bingung
dengan tiba-tiba saja ada sesorang yang memberinya kartu nama. Sedangakan bos
dan teman-temannya merasa sangat senang melihat kejadian itu, karena mereka
tahu itu adalah peluang untuk Ririn.
“ Woi jangan bengong Rin, dikasih
kartu nama kok malah bengong gitu” Rida memukul pundak Ririn yang masih terdiam
dan bingung setelah Pak Handoko pergi dari hadapannya.
“ Maksudnya apa ya, ke studio
apaan”
“ Parah ni anak, coba dibaca betul-betul
kartunya, pak Handoko itu seorang pencari bakat. Nah ini kesempatanmu untuk
menjadi penyanyi Rin, kamu kan pintar menyanyi apalagi lagu-lagu J-Pop” jelas
Rida panjang lebar.
Ririn hanya bisa tersenyum, dan
guratkesedihan dalam wajahnya pun sedikit demi sedikit tak terlihat dari
wajahnya.
Keesokan harinya Ririn mencoba
datang ke dtudio yang tertera dalam kartu nama pak Handoko, disana ia bertemu
dengan pak Handoko dan para crew yang ada distudio. Pak Handoko meminta Ririn
untuk menyanyikan lagu yang telah ia ciptakan selama ini, dan para crew yang
hadir disana terkesima dengan suara Ririn yang merdu, dan pada hari itu juga
pak handoko memutuskan untuk mengorbitkan Ririn menjadi penyanyi. awalnya Ririn
hanya bernyanyi di studio dan penampilannya akan ditayangkan di televisi,
perlahan tapi pasti Ririn akhirnya bisa membuat sebuah album, dan penjualan
dari albumnya pun meledak di pasaran, lagu-lagunya tidak hanya disukai oleh
para penikmat musik dalam negeri tetapi hingga ke negeri sakura.
“ Wah selamat ya Rin, albummu meledak
di pasaran, gosipnya ni kamu bakalan ke Jepang dan promosi disana, wah enaknya
jalan-jalan keluar negeri. Sekalian aja duet ma idolamu YUI, tapi aku ikut
yah.yah..” Eko tak mau kalah ributnya mengucapkan selamat kepada Ririn.
“ Iya terimakasih, ini juga berkat
kalian, tanpa kalian aku bukan apa-apa . terimakasih ya selama ini Eko yang
selalu setia mengiringi aku menyanyi di panggung. Kalau bukan karena tangan ini
cidera aku gak bakalin merepotkan Eko ” Ririn tersenyum kepada Eko yang masih
udik dengan banyaknya orang yang ingin minta tanda tangan Ririn saat itu.
“ Hidari no te, “ bisik Ririn pada angin
Hidari no te : tangan kiriku
Irassaimase: selamat datang
(diucapkan ketika menyambut tamu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Anda ^^